Tegar terlahir prematur di usia 6 bulan kandungan dengan berat badan 800 gram. Saat lahir tubuh tegar berwarna biru, bola matanya pun kuning. Namun demikian, dikarenakan tidak ada biaya maka keluarga tidak melanjutkan pengobatan untuk Tegar.
Tegar merupakan anak tunggal, Ayah Tegar berprofesi sebagai supir di bawah perusahaan outsourcing, sedangkan Ibu Tegar sehari-harinya bekerja sebagai tenaga pembersih kost-an.
Akibat adanya pandemi, kini kedua orangtua Tegar dirumahkan dan tidak ada penghasilan tetap sama sekali. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Tegar berdagang gorengan di depan rumahnya. Berdasarkan pernyataannya, bisa diperoleh Rp 20.000/hari pendapatan bersih, namun hal tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan Tegar, terlebih lagi Tegar masih menggunakan diapers dan perlu minum susu.